Penanda Tanganan Buku Panduan Adat Simalungun Surabaya Raya

oleh -194 Dilihat
Penanda tanganan buku adat Simalungun yang diwakili oleh beberapa marga Simalungun Surabaya

Patunggung Adat Simalungun:Lain lubuk lain ikan nya Lain Daerah lain pula budaya nya

Surabaya, paradigmanasion.id Adat istiadat merupakan tradisi suatu masyarakat yang sudah ada sejak jaman nenek moyang (dahulu) dan masih di pegang teguh oleh masyarakat sampai sekarang. Mereka akan mewariskannya ke anak cucu mereka agar dapat dilestarikan.Pelaksanaan upacara adat istiadat tidaklah statis melainkan dinamis dari waktu ke waktu.

Sebagaimana konteks yang terjadi ditengah-tengah kehidupan anggota masyarakat. Kesepakatan dan kebersamaan antar sesama adalah merupakan inti dari pelaksanaan upacara adat. Bila pihak-pihak yang menjalankan upacara adat dapat saling mengerti dan memahami tujuan adat itu maka disitulah kesempurnaan hidup Adat tersebut.

Seperti halnya Dalam masyarakat Simalungun mengenal akan adanya pelaksanaan upacara adat yang disebut horja adat.

Itu jugalah yang membuat warga Simalungun yang ada di kota Surabaya dan sekitarnya ingin melestarikan adat Simalungun membuat suatu teknis / aturan yang harus dilaksanakan nanti dalam melaksanakan dalam acara adat dengan rujukan partuha mahujana.

Beberapa perwakilan warga Simalungun hadir dalam penandatangan kesepakatan tersebut antara lain : 1.Riahman purba

2.Jonedy purba

3.Jhon Frianto Saragih

4.Masrivel Saragih

5 Erick Girsang

6.Emry Lingga

7.Antoni Damanik

8.Albert Sinaga

9.Gempar Purba

10.Japenti Purba

Termasuk pimpinan perusahaan paradigmanasional.id sendiri yang diadakan hari Saptu,29 Juni 2024 di Pana House Hotel jln.Gayung sari Surabaya

Perlu diketahui acara ini di Motori oleh kumpulan beberapa marga secara khusus Harungguan Purba dan Hasadaon Saragih.Secara khusus ketua harungguan purba Riahman purba mengucapkan terima kasih kepada bapak Gondut martuahman Saragih yang telah memberikan dukungan atas tempat yang telah disediakan dalam pertemuan tersebut.

Besar harapan nya semoga warga simalungun yang ada di Surabaya raya dapat memberikan contoh dan panutan saudara kita yang ada di daerah lain seperti Kediri,malang,Bojonegoro. Blitar dan lain sebagainya

Diketahui bahwa Sistem kekerabatan yang mengatur posisi dalam adat istiadat dalam adat Simalungun dikenal dengan istilah Tolu Sahundulan. Konsep ini sama dengan Dalihan Natolu di suku Batak Toba dan Rakut Sitelu dalam suku Karo.

Tolu Sahundulan berarti ada tiga dalam satu sisi, yang pertama adalah Sanina/Sapanganonkon, yaitu kelompok satu marga dari sisi ayah atau suami, kedua yaitu Boru yang berarti kelompok keluarga menantu laki-laki, dan ketiga adalah Tondong yang berarti kelompok keluarga pemberi ibu atau istri.

Selain tiga unsur dalam Tolu Sahundulan, ada dua unsur lain di dalam istilah Lima Saodoran. Kedua unsur lain itu adalah Tondong ni Tondong yaitu kelompok tondong dari tondong terdahulu dan Anak boru Mintori yaitu kelompok boru dari boru terdahulu.

Buku ini membahas upaya melestarikan adat Simalungun di tengah arus globalisasi. Adat Simalungun mencakup berbagai upacara seperti perkawinan dan kematian karena semenjak kita lahir hingga meninggal pun selalu di penuhi dengan adat.Penulis berharap dengan buku ini nilai-nilai budaya Simalungun dapat tetap lestari dan dikenal oleh generasi muda.

(Deksa)

No More Posts Available.

No more pages to load.