Jawa Timur, paradigmanasional.id – Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, secara resmi membuka rangkaian acara Content Creator Festival 2022 yang digelar selama dua hari dari Jumat hingga Sabtu (9 – 10/12/2022) di EJSC Bakorwil I, Jalan Jawa Nomor 23 Kota Madiun.
Acara Content Creator Festival 2022 ini diinisiasi oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur (Diskominfo Jatim) berkolaborasi dengan Millenial Job Center (MJC) dan East Java Super Corridor (EJSC). Yang mana bertujuan untuk memberikan inspirasi kepada generasi muda dalam menyalurkan bakat melalui platform digital dan menunjukkan peluang karir bagi kaum milenial sebagai content creator di masa pandemi Covid – 19, serta mendorong produktivitas milenial untuk memanfaatkan teknologi digital dengan bijak.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menyampaikan apresiasinya kepada Diskominfo Jatim dan Bakorwil I Madiun yang telah mengadakan acara content creator festival 2022 ini.
“Content Creator Festival ini terus terang adalah ide organik yang muncul dari teman – teman sendiri. Saya datang tahu – tahu sudah jadi dan ini yang saya senang bahwa ternyata awareness di Diskominfo Jatim sudah mulai muncul,”ucapnya.
Mengingat apalagi acara digelar di Madiun, Emil menuturkan Ia merasa senang karena agar semua kegiatan milenial tidak terpusat di Surabaya saja tapi di wilayah lain dalam Provinsi Jawa Timur juga bisa di adakan.
“Jadi kita ingin juga ada teman – teman dari Trenggalek, Ponorogo, atau Ngawi misalnya, tidak harus jauh – jauh ke Surabaya tapi di wilayah sini pun diadakan. Supaya ada episentrum untuk ekonomi kreatif. Tapi kolaborasi tetap harus jalan, antara pusat dan wilayah,”tutur Emil.
Emil menjelaskan, di kawasan mataraman atau barat dayanya Jawa Timur itu ada sejumlah 13 kabupaten /kota yang didalamnya terdapat total penduduk hampir 10 juta. “Ini adalah jumlah yang besar, maka harusnya pasti ekonomi kreatif uga punya kemandirian. Itu sebabnya kita berjuang habis – habisan gimana caranya ada sistem ekonomi kreatif disini. Saya kira itulah alasan kita mendorong betul ekosistem ini terwujud, makanya ada tempat seperti East Java Super Corridor atau EJSC ini,”jelasnya.
Emil juga menerangkan, dulu jika membuat konten di media pilihannya hanya ada tiga yaitu media cetak, audio visual dan radio. Dan yang membuat konten didalamnya bukan disebut content creator tetapi produser. Seorang produser dalam membuat konten harus profesional serta membutuhkan biaya yang mahal apalagi pada media televisi.
“Tapi sekarang cost of production dalam media, baik itu konten suara seperti podcast maupun konten audio visual itu jauh lebih ekonomis dibanding dulu. Karena era digitalisasi ini, membuat cost-nya menjadi jauh lebih terjangkau, sehingga saat ini semua orang center of universenya terpaku pada gadget handphone,”ujar Emil, sembari mengangkat telepon genggam dan menunjukkan kepada peserta yang hadir.
Emil menilai, content creator ini sudah tidak lagi menjadi urusan production house (PH). “Dulu ada istilahnya PH, atau production house yang membuat demo – demo dan di tawarkan ke media besar. Tapi sekarang, membuat konten menjadi jauh lebih terjangkau, dari mulai konten sederhana sampai konten yang menggunakan teknik – teknik kompleks. Para talent pun, hari ini juga luar biasa siapapun itu sudah berani go public dengan penampilannya,”tukasnya.
Emil mengatakan, dulu orang menjadi konsumen informasi sekarang masyarakat menjadi produsen informasi. “Dulu konten dipakai one message for all atau satu pesan untuk semua. Jadi satu PH dituntut bikin satu konten yang worth it untuk ditayangkan di waktu – waktu prime time, itu akan efektif membuat orang suka pada konten yang dibuat,”katanya.
Sekarang, lanjut Emil, banyak platform – platform media sosial yang memungkinkan pengguna melakukan target pasar minimal berdasarkan umur, lokasi, maupun ketertarikan hobi sehingga memudahkan pengguna untuk menyasar penikmat konten mereka.
“Artinya one message for all sudah berubah, diganti menjadi customize message. Jadi, sesuai dengan segmen masing – masing. Sehingga menyebabkan kebutuhan untuk pembuatan konten semakin banyak, dan mereka meminta cost of production nya semakin rendah. Maka akan dibutuhkan lebih banyak lagi content creator,”kata Emil.
Emil juga menjelaskan, pengusaha dulu memasarkan produknya melalui iklan, tapi sekarang memasarkan melalui konten seperti endorsement. “Nah, fungsi dari content creation bukan melalui iklannya. Tapi memproduksi konten, dan konten ini dibiayai produksinya dengan mengajak partnership endorsement ataupun lainnya. Dan ruang untuk ini terbuka sangat luas. Makanya kita butuh banyak influencer dari wilayah mataraman ini,”terangnya.
Emil berharap, dengan acara content creator festival ini bisa membangun sebuah ekosistem bagi generasi muda untuk menciptakan mini production house, khususnya di wilayah mataraman. “Semoga kita bisa membangun mini production house, dan tempat EJSC ini adalah tempat terbuka inklusif maupun rumah bagi siapapun anak muda di wilayah karesidenan Madiun. Serta ini merupakan wujud kehadiran Pemprov Jatim bahwa hari ini, Ibu Khofifah dan saya percaya masa depan Jawa Timur ada di tangan teman – teman semua,”harapnya.
Sebagai informasi, pembukaan acara Content Creator Festival 2022 ini juga dihadiri oleh Kepala Badan Koordinasi Wilayah I Madiun, R. Heru Wahono Santoso. Sekretaris Diskominfo Jatim, Edi Supaji. Dari perusahaan media Good News From Indonesia, Akhyari Hananto. Founder ‘Asli Suroboyo’, Moka. Jajaran Diskominfo Jatim, serta para generasi muda di Madiun.
Rangkaian acara yang digelar selama dua hari ini, terdiri dari berbagai kegiatan. Diantaranya, content creator class yang menghadirkan 10 Content Creator Jawa Timur maupun nasional, music experience, cosplay competition, K-pop dance cover competition, Video Reel and Tiktok Competition, dan Javanese Song Competition. (*)